Sunday, December 1, 2013

Bahagia Itu Apa?

Pada suatu dini hari saat jam kerja shift malam sampai pagi di tempat saya bekerja, terjadilah sebuah obrolan yang kami rasa lebih berat daripada biasanya. Sembari bekerja seperti bagaimana mestinya, kami satu ruangan membicarakan secara kompleks tentang sebuah kata, yaitu bahagia. Bermula dari sebuah status facebook yang menyatakan sebuah pendapat tentang bahagia tersebut, saya dan teman-teman secara bergantian juga saling mengeluarkan statement tentang apa dan bagaimana bahagia itu. Ternyata dari satu buah kata, didapatlah banyak definisi yang berbeda dari masing-masing kepala.

Bahagia Itu Pilihan
Pernyataan tersebut yang pertama kali memicu kami untuk memperbincangkan satu kata bahagia tersebut. Rekan kerja satu ruangan saya lah yang memulainya. Ia mempersoalkan tentang status facebook kakaknya yang mengatakan bahwa bahagia itu pilihan. "Menurutmu, bagaimana maksud dari bahagia itu pilihan? Pilihan yang bagaimana?" Menurut saya tentang bahagia sebagai pilihan yaitu, bahagia menjadi suatu pilihan utama. Secara gampangnya, jika kita bisa berbahagia mengapa harus memilih untuk bersedih? Sebuah sikap yang bisa diambil atau lebih tepatnya dipilih dalam menghadapi suatu permasalahan. Itulah pilihan. Teman kami lainnya juga meng-iya-kan apa yang saya utarakan tersebut, dia juga sependapat.

Bahagia Itu Hak dan Kewajiban
Setelah teman saya berpendapat tentang bahagia adalah pilihan, giliran saya ditantang untuk menyampaikan pendapat versi saya tentang bahagia. Menurut saya, bahagia adalah hak dan kewajiban. Mereka bertanya, "Kok bisa?" Segera saya jelaskan. Bahagia sebagai hak, adalah ketika kita selesai melakukan sesuatu lalu mendapatkan apa yang kita harapkan, atau sesuatu yang memang pantas kita dapatkan. Seperti kita bekerja dan di akhir bulan mendapat gaji. Bahagia kan? Seperti itulah bagahia sebagai hak. Sedangkan bahagia sebagai kewajiban, adalah hampir seperti yang saya jelaskan tentang 'bahagia itu pilihan'. Namun, bahagia sebagai kewajiban di sini lebih dari sekedar pilihan. Dalam keadaan apapun, usahakan kita selalu berbahagia, diwajibkan untuk bahagia.

Bahagia Itu Lebih dari Senang
Survey tentang apa itu bahagia masih berlanjut. Kali ini giliran teman kami seruangan lainnya yang harus berpendapat. Menurutnya, bahagia itu lebih dari senang. Sebuah perasaan yang menyenangkan tetapi lebih dari sekedar senang. Atau, perasaan senang dengan level yang lebih tinggi. Tak perlu diperjelas, sepertinya begitu saja sudah cukup untuk mendefinisikannya.

Bahagia Itu Pencapaian
Beberapa pendapat tentang bahagia sudah didapat dari beberapa teman. Gantian teman kami yang memulai topik pembicaraan tadi juga ikut berpendapat. Versi dia, bahagia itu pencapaian. Pencapaian diartikan seperti sebuah titik akhir dalam suatu perjuangan. Bisa pula disebut sebagai tujuan akhir. Apapun yang kita lakukan, sebisa mungkin harus mencapai sebuah titik yang dinamakan bahagia tersebut.

Definisi-definisi tentang bahagia di atas hanyalah segelintir contoh yang diambil dari orang-orang sekitar saya, tepatnya di tempat saya bekerja. Masih ada banyak definisi bahagia menurut masing-masing personal di luar sana. Seperti ungkapan bahagia itu sederhana yang marak diucapkan di media sosial, mengisyaratkan bahwa sumber kebahagiaan bisa muncul dari hal-hal yang sederhana. Seperti berkumpul dengan orang-orang terkasih, makan berkecukupan, intinya berterima kasih dengan keadaan bahagia atas segala berkat yang dilimpahkan. Ada lagi, masih dari teman-teman sepekerjaan saya tetapi dari bagian lain, ada yang mengatakan bahagia itu senang dan bahagia itu nyaman. Yang menurut saya pengertian tersebut masih kurang luas, lebih ke sinonim dan merupakan bagian dari bahagia tersebut. Tetapi itu tak masalah, pengertian tersebut pun tak salah. Dari sebuah kata, mampu melahirkan pendapat-pendapat yang subyektif sekaligus obyektif. Tiap orang memiliki persepsi sendiri-sendiri tentang bahagia, dan akan layak diperbincangkan meskipun pada akhirnya tidak ada hal yang patut disalahkan maupun diperdebatkan. Memunculkan pertanyaan-pertanyaan seperti, "Bagaimana maksudnya? Kok bisa?" Namun setelah dijabarkan, orang-orang yang bertanya tersebut akan menganggukkan kepala untuk menyetujuinya. Jadi, apa bahagia menurutmu?